Salah besar jika Anda berpikir hanya coto yang berdiri dalam jajaran kuliner utama Makassar, Makasar juga punya Pallu Bassa. Kuliner Khas Makassar yang satu ini sepintas akan mengingatkanmu dengan rawon khas Jawa Timur, Coto, atau sop konro, namun ketika Anda sudah mencicipinya, Anda akan benar-benar merasakan perbedaannya.
Letak perbedaan Pallu Bassa nya ada pada taburan kelapa goreng dan racikan rempah-rempah serta jenis daging sapi yang dipilih dari bagian tubuh tertentu saja. Jika coto menggunakan bawang goreng dan daun sup, maka Pallu Basa menghadirkan kelapa goreng di atas kuah kentalnya.
Jika konro mengandalkan tulang rawan dan daging yang melekat pada tulang dan ‘berenang’ di kuahnya, maka Pallu Basa menyajikan daging sapi empuk yang berasal dari pelipis, urat, bundala’ na, serta daging paha.
Pallu Bassa Serigala Yang Melegenda
Bertebaran merata di berbagai sudut kota Makassar, Pallu Bassa bisa dikatakan sebagai salah satu menu favorit yang dijajakan warung-warung makan khas Makassar. Yang Paling terkenal dan paling ramai dikunjungi salah satunya adalah warung Pallu Basa Serigala.
Apa makanan ini terbuat dari daging serigala? Atau si Pemilik Warung memiliki Serigala yang menjaga warungnya? Tentu saja tidak, namanya diambil dari nama jalan dimana warung makan ini berada di Jalan Serigala.
Pallu Basa disajikan dengan wadah mangkuk dengan aroma khas berasal dari rempah rempah dan kelapa yang disangrai, lengkap dengan segelas es teh serta sepiring nasi putih. Kuah kentalnya nampak ketika adukan sendok ‘mengganggu’ permukaan kuah, apalagi ketika dicicipi, minyak serta sedikit rasa masam dominan di mulut.
Kuah Pallu Basa ini tak lain adalah kaldu sapi yang diracik bersama bumbu halus yang terdiri dari berbagai rempah seperti pala, cengkeh, kayu manis, lada, lengkuas, asam jawa dan bumbu lainnya. Setelah direbus terpisah dari kuahnya, daging-daging yang ada di dalam kuah tersebut terasa empuk ketika dikunyah, apalagi Pallu Basa Serigala mengandalkan daging lokal segar dari Rumah Pemotongan (RPH) setempat. Kuning telur ayam kampung lokal pun makin menambah meriah rasa di lidah dan tentunya penuh gizi.
Dimulai sejak tahun 1987 oleh Haji Hairuddin yang adalah Ayah dari Al Kadri (pemilik warung saat ini). Warung ini awalnya hanya berupa tenda berpilar bambu yang mengambil lahan hanya 3×3 meter di tepi Jalan Serigala.
Sukses mengelola kuliner khas Makassar ini, Pallu Basa Serigala melebarkan bisnisnya dengan menempati sebuah ruko persis di depan warung. Dengan ruangan seluas 4×15 meter, Al Kadri dan karyawannya mampu melayani pelanggan hingga 1.000 orang per hari dengan lebih memuaskan tentunya.
Meski telah memiliki tempat yang lebih luas, pelanggan tetap berjubel, apalagi di waktu jam makan siang, harus rela antri, berdiri dengan sabar di antara pengunjung lainnya, demi mencicipi makanan daging olahan ini.
Bagi Anda yang tertarik untuk datang dan mencicipi kelezatan Pallu Bassa Serigala ini tetap saja harus bersiap untuk antri dengan sabar karena padatnya pengunjung yang makan disana. Tapi tentu saja Anda tidak perlu khawatir, puluhan orang karyawan Palbas Serigala akan siap melayani pelanggannya dengan cepat dan tentunya lebih memuaskan.